Halaman

Rabu, 14 Desember 2011

Berorganisasi Butuh Toleran

 Seperti yang kita ketahui, hidup ini membutuhkan kedamaian, keikhlasan, dan keharmonisan. Tidak hanya antar umat beragama, akan tetapi dalam hal lain, seperti berorganisasi. Berorganisasi yang baik adalah berorganisasi dengan cara wajar dan toleran dengan sesama anggota yang berorganisasi, dan saling memahami satu sama lain. Tidak semua orang yang berorganisasi dapat memahami satu sama lain dengan seluruh anggota yang terlibat dalam organisasi. Hal ini tidak luput dari sifat manusiawi yang identik dengan ego. Menurut Saiq selaku ketua BEM STAIN Kudus (28/09), “Berorganisasi tidak luput dari perbedaan pendapat, gesekan-gesekan, hal itu adalah wajar dalam berorganisasi,” tuturnya.  Senada dengan Saiq, Rohim mantan Pimred LPM Paradigma mengungkapkan bahwa adanya gesekan-gesekan, sikap egoism, dan perbedaan pemndapat itu sudah biasa dan lumrah dalam berorganisasi.  “Oleh sebab itulah hendaknya berorganisasi yang baik adalah saling memahami satu sama lain, dengan kata lain, kunci untuk menjalin organisasi yang baik ialah dengan memahami. Dengan begitu kita telah menjalankan sikap toleran terhadap sesama anggota organisasi yang kita jalani,” jelas Rohim.  Ia melanjutkan bahwa tanpa adanya sikap toleran organisasi tidak akan berjalan dengan baik, untuk itulah kita harus waspada dengan penyakit egois, sifat egois akan membuat organisasi yang kita jalani tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan tidak akan tercapai.  “Ingatlah pepatah yang mengungkapkan bahwa, bersama kita teguh, bercerai kita runtuh,” tandas Wakil direktur Paradigma Institute tersebut. 
  MOH ANDRIK FAHRURROZI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar