Keberadaan makam dan penyebab kematian Sutan Ibrahim atau Datuk Tan Malaka, menjadi polemik selama 30 tahun. Tan Malaka hilang seperti ditelan bumi dan tak tentu rimbanya sejak Februari 1949 silam.
Namun, misteri ini segera terkuak menyusul pembongkaran makam yang diduga berisi jasad Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kediri, Jawa Timur oleh tim forensik RSCM, Sabtu 12 September kemarin, sesuai petunjuk seorang sejarawan Belanda Harry A Poeze.
Harry, menyimpulkan bahwa Tan Malaka ditembak mati pada 21 Februari 1949 atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya.
Eksekusi ini diawali pada 1949, saat markas Tan Malaka di Pace, Jawa Timur disergap oleh Tentara Republik Indonesia (sekarang TNI). Pasukan ini urung menangkap pria yang tidak meninggalkan keturunan ini, karena ditarik mundur untuk menghalau Belanda yang melakukan penyerangan dari utara. Tan Malaka dan 60 orang pengikutnya dibebaskan.
Tokoh kontroversial ini bersama pengikutnya melarikan diri ke selatan Jawa Timur. Namun dalam perjalanan, mereka ditembaki oleh sekelompok bersenjata. Tan Malaka selanjutnya membagi rombongan menjadi empat kelompok. Dirinya dan empat orang pengikutnya pergi ke kawasan Tulung Agung, mengharapkan masih ada batalyon tentara di sana yang masih bersimpati pada mereka. Setelah dua hari berjalan, mereka tiba-tiba disergap di suatu desa kecil bernama Selo Panggung. Tan Malaka pun di tembak mati di tempat ini.
Versi Kematian Tan Malaka
Mengungkap misteri sebab kematian pahlawan nasional Tan Malaka, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saat melakukan penelitian, sejarawan Belanda Harry A Poeze harus dihadapkan dengan berbagai versi cerita, sedikitnya ada lima versi yang mengungkap kematian Che Guevara-nya Indonesia ini.
"Banyak sekali, bahkan ada tukang bengkel di Surabaya yang mengaku-ngaku sebagai penembak Tan Malaka," jelas Penulis buku "Filosofi Negara Menurut Tan Malaka", Hasan Nasbi.
Namun, dari dari berbagai versi itu, dalam bukunya Harry Poeze menyebut Tan Malaka dibunuh dengan ditembak. Ini adalah versi Sukarna, seorang pengawal Tan�Malaka yang berhasil kabur dari tahanan. Dia sempat menceritakan kembali kepada Jamalludin Tamim, salah satu pengikut Tan Malaka sewaktu di Bangkok.
Sempat pula beredar beredar kabar, Tan Malaka ditembak dan dibuang ke kali Brantas, namun setelah ditelusuri oleh Harry Poeze, ternyata setelah ditembak, Tan Malaka kemudian dikuburkan di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen Kediri, Jawa Timur.
Upaya penggalian makam Tan Malaka pun sejatinya sudah dimulai sejak Peringatan 112 tahun kelahirannya serta 60 tahun hilangnya Tan Malaka awal tahun ini. Rencananya, keponakan Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin, yang akan memimpin langsung tim untuk membongkar makam yang ditemukan oleh Harry A Poeze ini pada 12 Maret lalu, namun karena terkendala proses administrasi, proses penggalian ini gagal.
Sekadar diketahui, Tan Malaka merupakan salah satu pejuang revolusioner beraliran kiri nasionalis. Dia lahir di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, pada 2 Juni 1897. Selama hidupnya dia pernah aktif di Partai Komunis Indonesia dan menjabat wakil Komintern di Asia yang berkedudukan di Canton. Pendiri partai Murba ini kemudian ditetapkan sebagai pahlawan kemerdekaan Nasional berdasarkan keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Sukarno pada 28 Maret 1963. Sayang, pada Era pemerintahan Suharto, nama Tan Malaka terkesan dilupakan atau bahkan sengaja dibedakan dengan pahlawan nasional lainnya.
TEKNIK DAN METODE PERSIDANGAN
PENGERTIAN
Metode adalah cara yang berhubungan dengan instrument yang digunakan dalam melakukan hal-hal tertentu, secara sederhana metode adalah cara.
Sidang adalah pertemuan dua orang atau lebih untuk membahas suatu masalah dalam mencapai suatu keputusan.
Pengertian yang lain menyebutkan, Sidang merupakan forum formal suatu organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya menghasilkan keputusan yang akan menjadi sebuah ketetapan.
ISI PERSIDANGAN/KANDUNGAN PERSIDANGAN:
1. Diskusi adalah jalan mencari solusi
2. Debat adalah adu argument untuk mempertahankan pendapat
3. Ceramah adal pendapat yang disampaikan seseorang berdasarkan referensi dari buku maupun pemahaman sendiri yang bersifat :
Menarik simpati (menarik perhatian orang banyak)
Doktrin (meyakinkan orang lain terhadap pendapat atau pemahaman yang kita bawa
Dogmatis (menjelaskan pemahaman agar orang lain menerima secara langsung dan tidak melakukan pertimbangan terhadap apa yang kita sampaikan)
UNSUR-UNSUR PERSIDANGAN
1. Pimpinan Sidang adalah stering Commite yang dimandatir atau Presidium Sidang yang dipilih dalam forum (bertugas untuk mengarahkan jalannya sidang)
2. Peserta Sidang adalah anggota inti organisasi sebagai peserta penuhdan para undangan dan partisipan (yang mengikuti jalannya sidang)
3. Tata Tertib (Tatib) yang menjadi acuan dalam menjalankan persidangan
ALAT-ALAT PERSIDANGAN
1. Palu Sidang ( yang digunakan oleh Pimpinan Sidang )
2. Materi sidang ( draft sidang, konsideran/surat ketetapan)
3. Buku, Pulpen, spidol (yang digunakan oleh notulen)
4. Papan (kalau dibutuhkan)
5. Meja (kalau dibutuhkan)
6. Dan lain-lain (yang dibutujkan)
MACAM-MACAM SIDANG
1. Sidang Komisi adalah sidang untuk merancang dan membahas secara internal program yang akan diusulkan dalam sidang pleno.
Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing komisi.
Anggota masing-masing komisi adalah peserta penuh dan peserta peninjau yang ditentukan dalam sidang pleno.
Sidang komisi dipimpin oleh seorang Pimpinan di bantu oleh Sekretaris Sidang Komisi.
Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam komisi tersebut.
Sidang Komisi membahs materi-materi yang menjadi tugas dari komisi yang bersangkutan
2. Sidang Pleno adalah sidang yang dihadiri/diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau permusyawaratan.
Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium sidang ;
Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan permusyawaratan
ISTILAH DALAM PERSIDANGAN
1. Skorsing adalah menunda persidangan dengan ada ketetapan waktu.
2. Pending adalah menunda persidangan dengan tidak ada ketetapan waktu.
3. Wolk Out (keluar dari ruangan sidang)
4. Voting adalah pengambilan keputusan berdasarkan pada suara terbanyak
5. Aklamasi adalah musyawarah untuk mufakat (pengambilan keputusan tidak berdasarkan pada pemilihan)
6. Interupsi adalah memotong pembicaraan orang lain yang tidak sesuai dengan pembahasan untuk diluruskan tanpa melalui persetujuan dari pimpinan sidang
7. Peninjauan Kembali (P.K) adalah melihat kembali sesuatu hal yang sudah dilewati karena masih ada hal yang tidak sesuai sehingga akan ditambah ataupun dikurangi demi penyempurnaan hal tersebut
8. Quorum adalah dinyatakan sah.
9. Lobbying (proses diskusi antar peserta sidang diluar pengaturan pimpinan sidang)
10. Pencerahan (upaya peserta sidang untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi antara peserta sidang yanglain.
11. Prosidang (hasil ketetapan sidang/musyawarah yang telah dibukukan/ditulis
12. Konsideran (proses menimbang dalam menetapkan putusan sidang)
ATURAN KETUKAN PALU SIDANG
1. Tiga Kali Ketukan
Untuk membuka dan menutup persidangan
Mengesahkan putusan yang disepakati bersama (putusan final).
2. Dua Kali Ketukan
• Untuk skorsing atau mencabut kembali skorsing dalam waktu yang cukup lama
• Pending, dan peninjauan kembali
3. Satu Kali Ketukan
• Untuk mengalihkan palu sidang
• Pengambilan keputusan sementara (pengesahan keputusan poin perpoin)
• Menskorsing dan mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak terlalu lama, sehingga peserta sidang tidak perlu meninggalkan tempat sidang
4. Ketukan berulang-ulang
Untuk menenangkan peserta sidang atau forum.
Keterangan :
Pengalihan Palu Sidang adalah memberikan wewenang kepada pimpinan sidang baru untuk mengarahkan jalannya persidangan selanjutnya.
Pengambilan keputusan sementara adalah keputusan yang disepakati bersama yang masih bisa ditinjau kembali.
Pengesahan adalah adalah titik final dari keputusan yang tidak bisa ditinjau kembali karena sudah memenuhi keinginan forum.
Membuka Persidangan dan menutup Persidangan yang dimaksud adalah bukan pada acara ceremonial yang dipandu oleh Master Ceremonial (MC)
Dalam kepanitian terbagi atas 2 (dua) wilayah komando yaitu :
1. Steerring Comitte (Panitia Pengarah)
2. Organizing Committee (Panitia Pelaksana)
1. Steerring Comitte (SC) / (Panitia Pengarah)
Berfungsi mengarahkan Organizing Comitte (Panitia Pelaksana) dalam menjalankan program kerja yang telah diatur. SC berhak men-Veto (tegur) dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kerja Organizing Comitte (Panitia Pelaksana). Kepemimpinan SC dikomandoi oleh seorang coordinator dalam timnya.
Tugas umumnya :
a. Senantiasa mengarahkan panitia mengawal jalannya persidangan
b. Membuka persidangan dengan resmi
c. Memimpin sidang pembuka
d. Membahas pemilihan presidium sidang
e. Menyiapkan draft pembahasan sidang
f. Mengumpulkan hasil ketetapan persidangan guna pengarsipan (prosidang)
g. Menerima ketetapan sidang (Arsip ke-II) dan menutup persidangan dengan resmi
2. Organizing Comitte (OC) / (Panitia Pelaksana)
Berfungsi sebagai tim pelaksanan kerja. OC juga berhak mengatur dan membahas (rapat) strategi penyelesaian dalam melaksanakan program kerja. Kepatuhan akan fungsi control pengawasan dari SC ke OC adalah mutlak dan hirarki. Kepemimpinan OC dipegang oleh seorang Ketua dan dibantu oleh pembantu utama (Sekretaris dan Bendahara) dalam pengelolaan materi dan perangkat kepanitiaan.
PELAKU SIDANG
Pelaku Sidang adalah subjek/pelaksana dari kegiatan sidang diantara fungsi dan kewajibannya. Pelaku sidang adalah elemen penting dalam pelaksanaan persidangan.
Pelaku sidang terdiri atas 2 (dua) subjek :
1. Presidium Sidang
Presidium sidang adalah orang yamg memimpin acara persidangan (pleno). Para Presidium sidang ditunjuk secara mufakat oleh anggota sidang dalam sidang pleno dengan jumlah ganjil yang di pandu dan disahkan oleh pimpinan sidang sementara (Sterring Commite) dengan komposisi : Pimpinan Sidang (Ketua), Sekretaris dan Anggota.
a. Pimpinan Sidang (Ketua) adalah anggota presidium yang bertugas memimpin jalannya sidang, menampung serta mempertimbangkan pendapat peserta sidang dan memutuskan keputusan sidang. kriteria seorang Ketua adalah tegas, cerdas, bijaksana, berwawasan luas.
b. Sekretaris Pimpinan Sidang adalah pembantu utama pimpinan sidang dalam hal kerja administrasi (mencatat, mengolah dan melaporkan) hasil dalam pembahasan persidangan kepada pimpinan sidang guna membantu untuk menentukan keputusan sidang. Tugas utama sekretaris :
• Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pimpinansidang (Ketua) seperti: Alat tulis, kertas, palu, dll;
• Menyiapkan lembar agenda sidang;
• Absen peserta sidang;
• Lembar konsideran sidang;
• Mencatat hal-hal yang penting pada alur pembahasan sidang;
• Mencatat pertanyaan, saran dan pendapat peserta sidang yang telah diterima dan disetujui oleh pimpinan sidang (ketua).
Kriteria sekretaris :
• Cerdas
• Teliti
• Tahu tentang administrasi dasar
c. Anggota Pimpinan Sidang adalah pembantu kedua pimpinan utama (ketua dan sekretaris) dalam hal memberikan sumbangsih pemikiran (nasihat dan masukan) dalam memutuskan hasil sidang maupun siap menjadi pengganti dalam memimpin jalannya persidangan.
2. Anggota Sidang
Anggota sidang adalah peserta sidang yang terdiridari anggota sidang tetap (peserta penuh) dan anggota sidang peninjau (para undangan)
HAK-HAK PESERTA SIDANG
a. Hak Pesrta Penuh
• Hak bicara (Hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan kepada pimpinan sidang baiksecara lisan maupun secara tulisan.
• Hak suara (hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan).
• Hak memilih (hak untuk menetukan pilihan dalam proses pemilihan)
• Hak dipilih (hak untuk dipilih dalam proses pemilihan).
b. Hak Peserta Peninjau
Hak peserta peninjau hanyalah hak bicara
Kewajiban Peserta penuh dan peninjau
1. Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
2. Menjaga ketenangan persidangan
INTERUPSI
Macam-macam interupsi :
a. Interruption Point of Order
Dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya persidangan (jika pembahasan melebar atau tidak konsisten)
b. Interruption Point of Clarifitacion
Dilakukan jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang butuh klarifikasi agar tidak terjadi penaggapan bias ketika seseorang memberikan tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.
c. Interruption Point of Information
Dilakukan untuk menyampaikan informasi tambahan yang dianggap membantu maupun informasi yang sifatnya teknis
d. Interruption Point of Personal Previllage
Dilakukan jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak tertentu diluar subtansi permasalahan
e. Interruption of Explanation
Dilakukan untuk menjelaskan suatu pernyataan agar tidak ditanggapi keliru.
PELAKSANAAN INTERUPSI
Interupsi dilaksanakan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah minta izin dari presidium sidang.
Interupsi diatas hanya berlaku selama tidak mengganggu persidangan
Apabila dalam persidangan, Presidium sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan maka Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidanganatas permintaan Presidium Sidang dan/atau Peserta Sidang.
TATA TERTIB
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat sidang dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dalam masyarakat.
SANKSI
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran dan usulan peserta.
Contoh pengucapan:
1. Membuka sidang
“ Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, sidang saya nyatakan dibika, tok….. tok… tok… ( ketuk palu tiga kali ) “
2. Menutup sidang
“ Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbil’alamin, sidang saya nyatakan ditutup, tok….. tok… tok… ( ketuk palu tiga kali ) “
3. Mengalihkan PimpinanSidang
“ Dengan ini pimpinan sidang yang lama saya alihkan kepada Pimpinan sidang yang baru, tok… (ketuk palu satu kali) “
4. Menskorsing sidang
“ Dengan ini saya skorsing sidang selama lima belas menit, tok…. Tok… (ketuk palu dua kali)”
5. Memberi peringatan kepada peserta sidang
“ tok…. (ketuk palu sekali), peserta sidang harap tenang “