Jika itu pertanyaan ilmiah maka saya boleh bertanya mengenai apakah pertanyaan itu bisa difalsifikasi? Bagaimana itu merupakan pernyataan fakta? Jelas sekali jika pertanyaan surga ada atau tidak bukan pertanyaan ilmiah, karena pertama seseorang harus menjelaskan mengenai definisi surga. Kemudian mendefinisikan bagaimana menelitinya. Maka paling pol itu adalah pertanyaan filsafat khususnya metafisika.
Banyak yang merasa terserang dengan pernyataan Hawking terutama para agamawan. Apalagi pernyataan ini adalah lanjutan pernyataannya sebelumnya yang menyatakan alam semesta tidak butuh Pencipta untuk bisa terjadi. Memang pernyataan ilmuan melawan agama ini tidak langka.
Ketika mereka berbicara demikian masihkah mereka berada pada kadar ilmuan. Saya rasa pernyataan semacam itu dikategorikan sebagai pernyataan filsafat atau kepercayaan. Jelas sekali Tuan Hawking memasuki dimensi metafisika. Jika tidak ilmu akan dipenuhi debat panjang semacam itu. Bukan berarti ilmuwan tidak boleh berfilsafat, namun ketika ilmuan melontarkan pernyataan kita seharusnya melihat konteksnya dalam gambar yang lebih luas. Jika pernyataan itu dinyatakan sebagai ilmiah rasanya agak keterlaluan.
Sebagai apa sang ilmuwan ketika berbicara, apakah sebagai Ilmuwan, Agamawan, atau Filsuf. Dari konteks mana kita melihatnya. Jika kita melihat bahwa tuan Hawking telah masuk ke jalur dunia metafisika maka kita akan merasa tenang. Ada teori-teori yang lebih aneh di dunia filsafat dan penuh kenjlimetan. Tentu saja Tuan Hawking akan diuntungkan di gelanggang ini karena pengetahuannya mengenai kosmologi kontemporer.
Penyerang Mr Hawking juga tidak menyerang secara efektif. Mr Hawking punya kepercayaan dan dia punya hak untuk mengungkapkannya. Dia juga punya hak mendukung kepercayaannya dengan pengetahuannya. Memang perlu untuk mengingatkan supaya kita memahami konteks dari pernyataan Mr Hawking. Jika memahami konteksnya maka debat bisa dilakukan di medan yang sama.
Ilmuan tingkat dunia yang berasal dari inggris ini berkata bahwa tidak ada sesuatu diluar saat ketika otak berkedip untuk yang terakhir kali. Dalam interview khususnya dalam majalah Guardian dia membagi pikirannya mengenai kematian, tujuan manusia dan kemungkinan kehadiran kita. Dia mengatakan bahwa surga atau dunia setelah kematian hanyalah “dongeng”bagi mereka yang takut kematian.
Stephen Hawking telah didiagnosa penyakit neourone motor semenjak umur 21 tahun. Penyakit yang tak dapat disembuhkan ini diperkirakan akan membunuh sang ilmuwan beberapa tahun setelah gejala-gejalanya muncul. Namun itu telah membuat dia menikmati hidup lebih baik.
“Saya telah hidup dengan prospek kematian muda untuk 49 tahun terakhir. Saya tidak takut akan kematian, tapi saya tidak terburu-buru untuk mati. Saya memiliki banyak yang harus saya lakukan lebih dahulu.”
“Saya menganggap otak sebagai komputer yang akan berhenti ketika komponennya gagal. Tidak ada surga atau kehidupan setelah mati untuk komputer yang rusak. Itu adalah dongeng bagi mereka yang takut gelap.”
Komen ini melampaui komentar sebelumnya dalam buku The Grand Desgin pada tahun 2010. Dalam buku itu dia menyertakan bahwa tidak diperlukan pencipta untuk menjelaskan terciptanya jagad raya. Buku itu menciptakan serangan balik bagi pemimpin spiritual, termasuk Chief Rabbi, Lord Sack yang menuduh Hawking melakukan fallacy dasar dalam logika.
Dalam interview Hawking menolak kehidupan setelah kematian dan menekankan perlunya memenuhi potensi di bumi dengan membuat hidup kita berguna. Untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus hidup, katanya, mudahnya “Kita harus mencari nilai tertinggi dari tindakan kita.”
Hawkin juga menjawab “Kenapa kita di sini?” dari the Guardian dan seorang pembaca di kuliah besok di pertemuan Google Zeitgeist di london. Dalam pembiacaraan dia berpendapat bahwa fluktuasi kuantum di masa yang sangat awal dari jagad ini menjadi bibit dari galaksi, bintang, dan kehidupan manusia. ”Ilmu memprediksikan bahwa banyak jenis Jagad raya yang tercipta secara konstan dari ketiadaan. Itu adalah masalah kemungkinan kita ada.” katanya (Guardian.co.uk).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar